Kalau kamu pernah dengar istilah “Layer 1” atau “Layer 2” dalam Web3, tapi bingung apa maksudnya — kamu tidak sendirian.
Dunia blockchain punya struktur bertingkat (layered architecture) yang sering terdengar teknis dan rumit. Padahal, dengan memahami konsep layer di Web3, kita bisa lebih mengerti bagaimana sebuah aplikasi terdesentralisasi (dApp) bisa berjalan, siapa yang menjamin keamanannya, dan kenapa kadang transaksi bisa mahal atau lambat.
Di artikel ini, kita akan membahas semua layer penting di Web3 — mulai dari Layer 0, Layer 1, Layer 2, hingga Layer 3 — dengan penjelasan sederhana dan contoh yang relevan.
Apa Saja Layer di Web3?#
Web3 dibangun seperti tumpukan Lego: ada fondasi, ada struktur utama, ada alat bantu, dan ada aplikasi yang langsung kamu gunakan. Masing-masing punya fungsi berbeda tapi saling terhubung.
Layer 0 – Fondasi Jaringan Blockchain#
Layer 0 adalah lapisan dasar yang mendukung terbentuknya berbagai blockchain. Di sinilah interoperabilitas dan komunikasi lintas jaringan terjadi.
Fungsi utama:
- Menghubungkan berbagai blockchain
- Memungkinkan mereka saling berkomunikasi
Contoh Layer 0:
- Polkadot
- Cosmos
- Avalanche Subnet
Ibaratnya: Layer 0 adalah jalan tol yang menghubungkan banyak kota (blockchain). Tanpa jalan tol, semua kota akan berdiri sendiri tanpa bisa saling tukar informasi.
Layer 1 – Blockchain Utama#
Layer 1 adalah inti dari ekosistem Web3. Inilah blockchain tempat transaksi benar-benar dicatat dan diproses.
Fungsi utama:
- Menyediakan konsensus dan keamanan
- Tempat eksekusi smart contract
Contoh Layer 1:
- Ethereum
- Bitcoin
- Solana
- BNB Chain
Tantangan Layer 1:
- Skalabilitas.
Saat terlalu banyak transaksi, biaya bisa mahal dan jaringan jadi lambat.
Inilah alasan kenapa Layer 2 muncul.
Layer 2 – Solusi untuk Skalabilitas#
Layer 2 adalah solusi yang dibangun di atas Layer 1 untuk mengatasi masalah performa.
Alih-alih semua transaksi dicatat langsung di Layer 1, Layer 2 memprosesnya terlebih dulu secara off-chain, lalu mengirim ringkasan hasilnya ke Layer 1.
Fungsi utama:
- Membuat transaksi lebih cepat dan murah
- Mengurangi beban Layer 1
Contoh Layer 2:
- Arbitrum
- Optimism
- zkSync
- Starknet
- Polygon PoS
Teknologi yang digunakan:
- Rollup
- Plasma
- zk-tech
- Validium
Layer 2 adalah jembatan efisiensi dalam arsitektur Web3.
Layer 3 – Aplikasi dan Layanan Web3#
Layer 3 adalah tempat semua pengalaman Web3 terasa nyata bagi pengguna. Di sinilah kamu dan saya berinteraksi secara langsung.
Apa saja yang ada di Layer 3?
- dApps (decentralized apps)
- Game Web3
- NFT marketplace
- Dompet digital (wallet)
- Platform penulisan Web3
Contoh Layer 3:
- Uniswap (DeFi)
- OpenSea (NFT)
- Lens Protocol (sosial terdesentralisasi)
- Mirror, Paragraph, xLog (platform kreator)
- Galxe (identitas dan reward)
Layer 3 adalah wajah Web3 di mata pengguna. Semakin baik pengalaman di Layer 3, semakin cepat Web3 bisa diadopsi massal.
Kenapa Konsep Layer Ini Penting?#
Memahami konsep layer di Web3 akan membantumu:
- Memilih proyek yang kamu percayai
- Mengerti alasan teknis di balik kecepatan atau biaya transaksi
- Punya ide untuk membangun proyek sendiri
- Melihat peluang dalam dunia Web3
Misalnya, kalau kamu ingin membangun aplikasi dompet, kamu akan berada di Layer 3. Tapi kamu perlu tahu bagaimana Layer 1 dan Layer 2 bekerja agar aplikasi kamu bisa efisien dan aman.
Ke Mana Arah Web3 dengan Struktur Bertingkat Ini?#
Arsitektur bertingkat membuat Web3 menjadi modular dan fleksibel.
Beberapa tren yang mulai terlihat:
-
Modular blockchain
Setiap layer bisa diganti atau dikustomisasi sesuai kebutuhan proyek. -
Interoperabilitas lebih kuat
Layer 0 seperti Cosmos dan Polkadot memungkinkan berbagai ekosistem saling terhubung. -
Pengalaman pengguna makin mudah
Layer 2 dan Layer 3 fokus menciptakan UX yang ramah pemula. -
Ekonomi baru yang terbuka
Web3 memungkinkan siapa pun berpartisipasi dan membangun dari mana saja.
Dari Fondasi ke Aplikasi, Semua Terhubung#
Layer-layer di Web3 bukan sekadar istilah teknis. Ia mencerminkan seberapa jauh dan cepat teknologi ini berkembang.
Buat kamu yang baru terjun ke dunia Web3, memahami struktur ini akan sangat membantu — baik untuk investasi, membangun, atau sekadar menjelajah.
Di masa depan, Web3 akan seperti tumpukan Lego: setiap layer bisa dikembangkan dan disesuaikan, memberi kebebasan bagi siapa pun untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Selamat menjelajah Web3 — dari Layer 0 hingga Layer 3!
📌 Catatan Distribusi
Artikel ini juga tersedia dalam versi Bahasa Inggris:
🔗 Read English version
🙏 Terima kasih sudah membaca!
Saya menulis di dunia Web3 karena ingin belajar & berbagi.
Kalau tulisan ini bermanfaat, kamu bisa dukung karya ini:
💸 Jaringan Crossbell
📷 Scan QR untuk mendukung saya:
🔗 Atau kirim langsung ke alamat wallet saya:
0xACF419C46D66914225E7540CD3B5c588Af4c973a
🤝 Terbuka untuk kerja sama, kolaborasi, atau proyek Web3
📩 [email protected]
📚 Temukan artikel menarik lainnya di:
🌐 xlog.app/okygunawan